Kamis, 24 Maret 2016

Mutiara Mutiara Jawa


1.       Ana dina, ana upa (ada hari, ada sebutir nasi)
Arti : setiap hari ALLAH, selalu memberikan rejeki kepada umatnya
2.       Ora obah, ora mamah (tidak bergerak, tidak makan)
Arti : orang yang tidak bekerja tidak akan mendapat rejeki
3.       Ngono yo ngono, ning ojo ngono (begitu ya begitu, tetapi jangan terlalu begitu)
Arti : hendaklah manusia selalu bersikap wajar,tidak berlebihan atau tidak kurang
4.       Sabar sareh mesthi bakal pakoleh (sabar dan tawakal pasri akan mendapatkan)
Arti : berbauat sesuatu jangnlah terburu-buru agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
5.       Durung pecus keselak besus (belum berkemampuan terburu ingin rapi)
Arti : belum memiliki bekal yang cukup, tetapi memiliki keinginan bermacam-macam
6.       Kendel ngringkel. Dhadag ora godhag (mengaku berani dan pintar tetapi sesungguhnya penakut dan bodoh)
Arti : seseorang yang bodoh biasanya tidak mempunyai nyali, namun selalu mengaku-ngaku sebagi orang pintar.
7.       Satru mungging cangklakan (musuh yang berada di bawah ketiak)
Arti : musuh di bawaah ketiak yang dimaksud adalah anak perempuan. Bila tidak dididik segaimana mestinya. Anak perempuan bisa memasuki pergaulan bebas, akibatnya, anak perempuan tersebut membawa nam buruk kepada keduan oaring tuanya sendiri.
8.       Bathok bolu isi madu (tempurung buruk berisi madu)
Arti : seseorang yang berpenampilan apa adanya, namun menyimpan kelebihan yang luar biasa.
9.       Kacang ora ninggal lanjaran (kacang tidak meninggalkan akarnya)
Arti : seorang anak selalu mewarisi bentuk fisik dan sifat dari kedua orang tuanya.
10.   Mikul dhuwur mendhem jero (memikul yang tinggi, mengubur yang dalam)
Arti : seorang anak harus menghormati kedua orang tuanya yang telah melahirkan di dunia
11.   Sedumuk bathuk senyari bumi (sesentuhan kening sejari bumu)
Arti : sekalipun hanya sesentuhan kening dan sejari bumi, namun tanah darah (negara) harus dibela dengan sekuat daya apabila akan dikuasa oleh orang (bangsa) lain
12.   Gajah mati ninggal gadhing. Macan mati ninggal lulang (gadah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belulang)
Arti : bila seseorang yang selalu berbuat baik meninggal, maka akan meninggalkan nama baik. Nama baik itu tidak hanya dikenang oleh generasinya, namun pula akan dicatat dengan tinta emas dalam buku sejarah
13.   Mulat sarira hangarasa wani (mawas diri dan menanamkan keberanian)
Arti : sebagai warga yang baik, hendaklah seseorang selalu mawas diri sebagi bagian penting dari bangsa dan Negara. Hanya dengan menyadari peran dan kewajiban sebagai warga,seseorang akan mengabdikan sepenuhnya kemampuannya demi kemajuan bangsa dan negaranya
14.   Hamengku,hamangku,hamengkoni (melindungi, memangku, dan memberikan teladan)
Arti : seorang yang menjabat sebagai pemimpin harus mampu melindungi, mengayomi, dan memberikan teladan pada seluruh yang dipimpin
15.   Jalma lipat tan keno kinira (orang yang cerdik tak dapat diduga)
Arti : orang yang pandai akan bersifat tenang, diam dan rendah hati. Karena sifatnya itu, banyak orang yang tidak mampu menduga seberapa dalam kepandaian yang dimiliki orang itu
16.   Meneng-meneng nggawa kreneng (diam-diam membawa kreneng {keranjang dari bambu})
Arti ; seseorang yang memiliki kelebihan akan selalu tenang dan diam, tidak tinggi hati, dan sebaiknya selalu berndah hati
17.   Suduk gunting tatu loro (satu tusukan gunting menimbulkan dua luka)
Arti : satu pekerjaan  yang dilakukan oleh seseorang dapat mendatangkan dua keuntungan, baik keuntungan materiil maupun imateril.
18.   Gurung bengawan weteng segara (berkerongkongan bengawan berperut samudra)
Arti : dengan kebesaran jiwa dan kesabaran, seseorang harus bersedia untuk menampung segala kritik atau aspirasi dari orang lain.
19.   Manjing ajur-ajer (bersikap luwes dan menyelaraskan)
Arti : seorang yang bijak harus luwes dan menyelaraskan diri dengan setiap situasi dan kondisi.
20.   Landhep penggraitane (tajam pemikirannya)
Arti : seorang harus memiliki intelektual yang cerdas sera tajam perasaannya. Dengan kedua modal tersebut, seorang akan dapat mengatasi segala persoalan yang dihadapinya dengan baik.
21.   Ajining diri saka pucuke lathi, ajining raga saka busana (harga diri sesorang tergantung ucapannya, penghargaan pada penampilan fisik tergantung pada pakaiannya)
Arti : seorang akan dihargai bila menyelaraskan ucapannya dan perbuatan. Selain itu, seorang yang mendapatkan penghargaan bila selalu dapat menempatkan dirinya dengan situasi dan kondisi.
22.   Datan serik lamun ketaman, datan susah lamunan kelangan (jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa, janga sedih manakala kehilangan sesuatu)
Arti : seorang yang bijak dan beriman pada Tuhan senantiasa stabil jiwanya. Karenanya, ia tidak akan sakit hati bila tengah ditimpa musibah. Demikian pula, ia tidak akan berduka bila kehilangan atas suatu (seseorang) yang sangat dicintainya.
23.   Empan papan (dapat menempatkan diri)
Arti : manusia yang arif harus mampu menempatkan diri saat berada dihadapan orang lain. Makna lain, manusia harus mampu memiliki 4 kesadaran utama, yakni : 1) sadar ruang, 2) sadar bentuk dan gerak, 3) sadar peran, dan 4) sadar waktu. Manusia yang memiliki empat kesadaran utama, maka senantaiasa dapat menempatkan diri selaras dengan tempat, sikap, gerak, peran, dan waktu.
24.   Ajining dhiri, ana ing lathi (harga diri seseorang, terletak pada perkataannya)
Arti : seseorang akan dihargai oleh orang lain melalui perkataannya. Sekali anda melakukan kebohongan, maka kita tidak akan mendaptkan kepercayaan dari orang lain. Karena itu, setiap perkataan kita harus merefleksikan suara hati.
25.   Yen kapergok ing pacoban aja lumaris (jika menghadapi cobaan jangan lari)
Arti : selagi masih hidup didunia, maka cobaan selalu ada. Karena itu kita tidak perlu lari atas cobaan itu. Hadapi setiap cobaan dengan baik. Sebab telah terbukti, bahwa dibalik cobaan selalu muncul karunia Tuhan yang memabawa perbaikan nasib kehidupan.
26.   Tekad iku ngluwihi kekuatan (tekad itu melebihi kekuatan)
Arti : tekad lebih tajam dari segala jenis pusaka. Sebab dengan pusaka apapun, kita tidak dapat meraih kemenangan bila tidak disertai tekad yang bulat. Hanya dengan tekad bulat, maka segala harapan yang kita dambakan akan menjadi realita.
27.   Jer basuki mawa beya (mendapatkan kesejahteraan harus ditebus dengan pengorbanan)
Arti : tidak ada kesejahteraan yang dapat diperoleh dengan Cuma-Cuma. Hanya dengan melakukan upaya baik bersifat lahir maupun batin, maka kesejahteraan dapat kita peroleh.
28.   Ngilmu iku kelakon kanthi laku (ilmu dapat diperoleh dengan belajar)
Arti : hanya dengan belajar baik melalui guru, alam, maupun binatang. Mausia dapat memperoleh ilmu yang didambakannya. Selain itu, manusia harus memiliki spirit yang tinggi. Jangan berserah sebelum ilmu itu diperoleh dan dikuasainya.
29.   Wani mengku : antebing ati, kencengi piker, boboting kekuatane (berani untuk memiliki kemantaban hati. Keteguhan piker, dan seberpa jauh daya kekuatan)
Arti : bila ingin merih cita-cita yang didambakan, maka manusia harus memiliki kemantaban hati, keteguhan pikir, dan diselaraskan dengan kekuatan.

30.   Milanipun den prayitna wong celathu, aja sok supata, pan dadi regeding urip (hendaklah manusia berhati-hati dalam bertutur kata, jangan suka mengutuk, karena hal itu akan mengotori kehidupan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar